Pages

Kamis, 10 Oktober 2013

Melihat Perkembangan Jerman di Tangan Joachim Loew

Piala Dunia Brasil akan bergulir pada bulan Juni tahun depan, inikah kesempatan Jerman mengangkat trofi?
Pada saat ia diangkat sebagai pelatih Jerman pada tanggal 12 Juli 2006, revolusi Joachim Loew sudah berlangsung. Pria asal Schoenau, Jerman, menghabiskan waktu selama dua tahun untuk bekerja sebagai asisten pelatih Jurgen Klinsmann, menyuntikkan bakat-bakat muda ke dalam skuat Die Mannschaft dan melakukan pendekatan taktis untuk menampilkan permainan yang jauh lebih dinamis dan berorientasi serangan.
Dengan Klinsmann sebagai motivator karismatik dan Loew sebagai otak taktis, nama-nama seperti Lukas Podolski, Bastian Schweinsteiger dan Philipp Lahm semakin diandalkan, dan menjadi dasar dari perjalanan sepakbola Jerman berikutnya.
loew-in1
Hilang sudah pemain veteran seperti Dietmar Hamann, Christian Ziege, Christian Woerns dan Jens Jeremies. Kemudian datang generasi yang lebih canggih layaknya Per Mertesacker dan Marcell Jansen.
Jerman bermain atraktif, memainkan sepakbola menarik di Piala Dunia 2006 sebelum dikalahkan Italia di semifinal. Dan ketika Klinsmann memilih untuk tak memperpanjang kontraknya usai turnamen empat tahunan itu, Loew diberikan tanggung jawab penuh untuk menangani Die Mannschatf.
Periode 2006-2008 begitu banyak perubahan dalam turnamen sepakbola level Eropa. Zinedine Zidane tak lagi memperkuat Perancis, Fabio Cannavaro dan mayoritas skuat Italia yang menjuarai Piala Dunia dua tahun sebelumnya telah mencapai puncaknya.
Jelang Piala Eropa, Jerman menjadi salah favorit, meskipun dengan skuat yang tak paten. Bern Schneider cedera dan Schweinteiger tak bermain di performa terbaiknya, bek kanan Clemens Fritz dipromosikan ke lini tengah pada awal turnamen.
Jerman bermain di bawah performa sepanjang turnamen, dan Loew terpaksa membuat perubahan. Kegagalan Jansen untuk tampil mengesankan di bek kiri memaksanya memindahkan Lahm untuk menutupi posisi Jansen. Arne Friedrich, yang biasa bermain di bek tengah, di plot di sisi kanan pertahanan. Di sisi lain, Mario Gomez tampil buruk dan membuat Loew mengubah formasi dari 4-4-2 ke 4-2-3-1, dengan gelandang Thomas Hitzlsperger menggantikan posisi Gomez.
loew-in2
Euro 2008 terbukti datang terlalu cepat untuk Jerman untuk menampilkan potensi terbaik mereka, meskipun Die Mannschaft berhasil melaju ke final, mereka akhirnya takluk di tangan Spanyol.
Loew telah mengubah Jerman sejak tahun 2006. Formasi 4-4-2 diganti dengan formasi 4-2-3-1, di mana Podolski dipindahkan dari striker ke sayap kiri. Jerman melakukan serangan balasan, dengan Podolski di sayap dan bergerak ke tengah untuk mendorong bola ke depan. Jerman tampak lebih berbahaya di tahun 2008 dibanding 2006.
Transisi pasca-Euro 2008 dengan Piala Dunia 2010 merupakan periode yang menentukan bagi Loew. Jerman U-21 berhasil memenangi Piala Eropa 2009 dan banyak bintang dari skuat muda itu yang cepat dipromosikan. Mesut Ozil segera masuk ke dalam tim pertama dan menjadi motor serangan Jerman, visi yang dimilikinya membawa tim ke level baru.
germany ins1Kematian tragis Robert Enke pada November 2009 membawa Loew untuk mencari penggantinya, dengan nama Rene Adler diplot menjadi nomor satu Jerman dan juara Euro U-21 Manuel Neuer sebagai pelapisnya. Schweinsteiger yang semula bermain di sayap kini ditempatkan di posisi tengah, ditambah munculnya Thomas Mueller dan Jerome Boateng memberikan Loew kesempatan untuk bereksperimen.
Pada pertandingan persahabatan bulan Maret kontra Argentina, Loew menempatkan Schweinsteiger besama Ballack di lini tengah untuk pertama kalinya. Thomas Mueller diberi caps pertamanya sebagai starter di sayap kanan, penggawa Bayern Munchen ini kemudian digantikan oleh Toni Kroos, yang juga membuat debutnya untuk tim nasional. Jerman kalah 1-0, tapi potensi-potensi gemilang telah menunggu di depan.
Bencana datang menghampiri Jerman beberapa minggu jelang Piala Dunia. Adler terpaksa absen karena cedera tulang rusuk, dan lini tengah, yang dihuni Ballack, Simon Rolfes serta Heiko Westermann juga mengalami masalah serupa. Hanya memiliki sedikit pilihan, Loew menggantikan Adler dengan Neuer dan membawa Sami Khedira untuk bermain bersama Schweinsteiger di Piala Dunia.
Skuat Piala Dunia termuda Jerman dalam 76 tahun harus berjuang dengan krisis pemain yang menerpa. Namun, mereka mampu bermain cantik dan mematikan melalui serangan balik. Mereka menghancurkan Inggris untuk meraih kemenangan 4-1 di babak 16 besar.
Sejalan dengan filosofi modern pelatih asal Jerman seperti Jurgen Klopp dan Mirko Slomka, Loew menekankan gaya permainan ofensif dan kinerja defensif kepada seluruh pemain. Formasi 4-2-3-1 berubah menjadi 4-4-1-1.
Penampilan Jerman mulai mengalami perkembangan sejak tahun 2008, saat mereka bertemu Spanyol. Semifinal bukanlah hasil buruk, tapi mereka kehilangan Mueller yang harus menjalani masa penangguhan (kemudian dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak turnamen), dan sundulan Carles Puyol sudah cukup membawan Tim Matador keluar sebagai pemenang.
Meskipun menelan kekalahan memilukan, Jerman bertekad bangkit. Harapannya di Euro 2012, mereka akan menjadi dewasa, mapan dan lebih siap. Loew awalnya sempat ragu apakah ia akan tetap menjadi pelatih Jerman, namun ia memutuskan untuk tetap bertahan. “Pembangunan baru saja dimulai,” ucap Loew.
Dan memang, 2010 hanyalah sebuah awal. Setelah Piala Dunia, Loew makin memberikan kepercayaan kepada pemain muda dibanding sebelumnya dan berhasil membangun skuat Jerman layaknya sebuah klub. Pelatih memilih para pemainnya tak didasarkan pada penampilan sementara tetapi pada penilaian kelas mereka dan potensi jangka panjang. Di bulan November pada pertandingan persahabatan melawan Swedia, ia memberikan caps pertama kepada Lewis Holtby, Andre Schuerrle dan Mario Goetze. Pemain lain seperti Marko Marin, Kevin Grosskreutz, Marcel Schmelzer, Mats Hummels dan Andreas Beck juga diberi kesempatan. Dan Jerman tak terlihat buruk saat mereka ditahan imbang tanpa gol di Gothenburg.
germany raw ins5
Kinerja Jerman di Piala Dunia memberikan pandangan berbeda kepada lawan-lawan mereka. Serangan balik tidak menjadi pilihan. Loew terus menekankan transisi cepat, tapi itu semakin sulit karena lawan Jerman melihat kurangnya penguasaan bola.
Loew sempat mengungkapkan filosofi permainannya, “Ruang di lapangan menjadi lebih kecil, waktu untuk bertindak langka karena skill individu adalah faktor yang paling penting dalam latihan, lebih penting daripada sebuah formasi.
“Kami perlu membuat yang sederhana menjadi sangat istimewa : lewat permainan, waktu, menekan dan menjebak, permainan tanpa bola, bagaimana kami berurusan dengan situasi satu lawan satu, bagaimana kami dengan cepat menemukan solusi dalam ruang sempit.”
“Jika Anda ingin memenangi gelar di level tertinggi, faktor penting lainnya berperan.”
Jelang Piala Eropa 2012 di Polandia dan Ukraina, di atas kertas  Jerman memiliki skuad terbaik dalam beberapa tahun dan bisa dibilang yang terbaik di seluruh kompetisi. Sayangnya, Goetze dan Klose hanya mendapatkan sedikit waktu latihan setelah kembali dari cedera. Schweinsteiger harus menggunakan penahan rasa sakit setelah mengalami cedera pergelangan kaki yang sampai hari ini terus membatasi penampilannya (ia hanya bermain di satu pertandingan untuk negara sejak pertengahan Oktober 2012).
germany ins4
Juga penting adalah fakta Jerman hampir tidak punya waktu untuk berlatih bersama sebelum turnamen dimulai. Bayern Munchen harus melakoni pertandingan persahabatan dengan Belanda pada tanggal 22 Mei, menunda kedatangan banyak bintang ke dalam skuad Jerman. Real Madrid juga menahan Mesut Ozil dan Sami Khedira untuk ikut dalam laga persahabatan di Kuwait .
Energi yang tanpa batas dan kerja sama tim yang luar biasa dari Jerman pada tahun 2010 hilang dua tahun kemudian. Schweinsteiger dan Mueller bermain di bawah performa. Reus dianggap tidak siap untuk menjadi starter. Kroos  lebih sering dibangku cadangan. Meskipun Gomez mencetak tiga gol di babak penyisihan grup, ia belum juga padu dengan Ozil. Satu-satunya yang bermain cukup baik saat itu adalah Khedira dan Mats Hummels.
Jerman ditempatkan di “Grup Maut” dengan Portugal , Belanda dan Denmark, namun mereka berhasil lolos. Mereka bermain luar biasa saat mengalahkan Yunani di perempat final. Tapi di semifinal, semuanya berjalan mengecewakan.
germany raw ins2
Dihadapkan dengan tugas mematikan pergerakan Andrea Pirlo di tengah, Loew memilih untuk memainkan Kroos sebagai gelandang dengan formasi 4-3-3 yang membuat Ozil bermain di sayap kanan. Awal pertandingan berjalan cukup netral, tapi bencana melanda Die Mannschaft pada 20 menit ketika Hummels tak mampu menahan Antonio Cassano, yang kemudian memberikan umpan silang kepada Mario Balotelli untuk membuka keunggulan. Italia menggandakan keunggulan mereka pada menit 36 ​​saat Balotelli lolos dari jebakan offside. Azzurri kemudian memenangi laga dengan skor 2-1. Penalti Ozil hanyalah hiburan bagi Jerman.
Loew kemudian mengakui dirinya bertanggung jawab atas kekalahan Jerman. Meskipun media mengkritiknya karena ketidakmampuan menampilkan permainan taktis, kesalahan individu dari Hummels dan Lahm juga membuat perbedaan. Dan ketika skor menjadi 2-0 , Jerman tak punya pilihan selain bertahan.
Sejak Euro 2012,  penampilan Jerman turun dramatis. Kekalahan 3-1 kontra Argentina dalam sebuah pertandingan persahabatan datang enam minggu setelah takluk dari Italia. Pada bulan Oktober 2012, Jerman mengalahkan Swedia 4-0 sebelum hanya mampu mendapat hasil imbang di kualifikasi Piala Dunia. Die Mannschaft hanya memenangi delapan dari 14 pertandingan sejak Euro 2012, hasil mengecewakan mengingat rekor 15 kemenangan beruntun yang mereka miliki saat itu.
Menyusul kekalahan Jerman dari Italia Loew menegaskan, “Kami akan terus bermain dengan cara yang kami seperti tahun-tahun sebelumnya.” Dan memang , timnya hampir tak terlihat berbeda dalam komposisi dan gaya bermain di 2012.
Cara ini membuat masalah bagi Loew, yang mendapat kritik karena menolak untuk memasukkan nama Stefan Kiessling bahkan setelah penggawa Leverkusen dinobatkan pencetak gol terbanyak di Bundesliga musim lalu. Dan dengan Klose yang akan berusia 36 sebelum Piala Dunia 2014 dimulai, pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikannya dalam jangka panjang merupakan masalah serius.
germany raw ins3
Ketidakmampuan Gomez menyatu dengan Ozil di Euro 2012 membuat striker Fiorentina menjadi pilihan yang kurang ideal. Meskipun Loew bisa menurunkan striker ortodoks seperti Max Kruse dan Mario Goetze, itu akan menjadi perjudian di sebuah turnamen besar. Ini adalah pertanyaan terbesar di wajah pelatih Jerman saat ia tengah mempersiapkan skuatnya untuk melangkah ke Brasil.
Di tahun-tahun sebelumnya, Loew mampu menjawab masalah serius dalam waktu jauh lebih sedikit dan ia terbukti sukses besar. Mungkin ia akan melakukan hal itu sekali lagi jelang turnamen Juni mendatang. Tapi tekanan jauh lebih besar saat ini, kritik media dan beban harapan bisa melelehkan kredibilitas yang ia bangun selama bertahun-tahun. Loew telah merevolusi sepak bola Jerman dalam beberapa tahun terakhir. Tapi kemungkinan ia hanya memiliki satu kesempatan terakhir untuk melihat hasil kerjanya sebagai pelatih salah satu tim sepakbola terbaik dunia.
Brasil adalah kesempatan terakhirnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About