Tidak
semulus yang dibayangkan, ketika melihat bintang yang sudah muncul dan
bersinar, untuk menggapainya perlu perjuangan dan pengorbanan, apalagi
dengan kondisi kehidupan yang pas pasan cenderung ada dibawah garis
layak kehidupan.
ItulaH
yang kini diliHat pada diri Evan dimas, yang dengan segala cara dan
upaya serta dukungan penuh Ibu dan Bapaknya, yang hanya pegawai rendahan
harus mengabaikan kehidupan glamour dan kesenangan anak anak, untuk
terus menekuni dan mengasah kepandaian sepakbolanya.
Seorang
Pemuda dari Surabaya asli, yang kini menjadi perhatian seluruh
masyarakat sepakbola di tanah air, dengan penampilannya yang impressif,
menepis keraguan tentang kebintangannya yang sudah lama terdengar.
Dengan torehan hattrick dalam ajang resmi Piala AFF U19, jelas merupakan bukti kongkrit yang tak terbantahkan,
Nama Lengkap : Evan Dimas
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 13 Maret 1995
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Timnas U-19
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 13 Maret 1995
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Timnas U-19
Evan Dimas yang lahir 13 Maret 1995 adalah pemain remaja yang bertalenta sebagai playmaker. Bergabung
SSB Mitra Surabaya sejak 2007, ketika usianya masih 12 tahun. Daya
jelajahnya tinggi, ke mana bola lari hampir selalu dia ada di sana. Kaki
kiri dan kanannya hidup.
Putra sulung pasangan keluarga Condro Darmono (Satpam Citraland) dan Ana ini mengidolakan Xavi Hernandez, playmaker
Barcelona. “Barcelona adalah klub luar negeri favorit saya. Persebaya
adalah klub dalam negeri kebanggaan saya,” kata Evan Dimas
Evan
Dimas, Arek kampung Ngemplak RT 3 RW 5, Dia adalah pemain pertama
gemblengan Mitra Surabaya yang terpilih masuk tim nasional. Roy
Kasianto, gurunya di SMA Shafta Lontar Citra yang juga pelatih SSB Mitra
Surabaya, mendukung total Evan Dimas diperjalanan kariernya.
SMA
Shafta memang mengakomodasi para siswa yang memiliki talenta olahraga
istimewa. Khususnya sepak bola. “Selain Evan Dimas, kami juga punya
siswa lain yang punya bakat bagus di sepak bola. Antara lain Erik Dwi,
Erik Faisal, Egi Andi,” kata Roy Kasianto.*
Evan
Dimas merupakan pemain SSB Mitra Surabaya dimana Evan Dimas mulai
berkarier sepakbola, remaja kelahiran Surabaya ini merupakan aset utama
surabaya untuk sepakbola. Sejak anak anak sudah aktip dalam pembinaan
usia muda belajar dan berlatih sepakbola di SSB Mitra surabaya. Di sela
sela sekolahnya evan rajin mengikuti program2 SSB Mitra Surabaya.
Dari
SSB Mitra Surabaya inilah talenta Evan mulai terlihat oleh pelatihnya
sendiri. di setiap even sepakbola, Evan tidak pernah absen mengikutinya.
termasuk dalam ajang pemilihan2 pemain sepakbola usia muda, termasuk
ajang pemilihan pemain sepakbola berbakat yang di sebut program
deportivo SAD.
Karier
Evan bersama Mitra Surabaya kemudian meroket hingga akhirnya berhasil
mendapat kesempatan mengikuti seleksi bersama Persebaya U-15 dan Medco
Jawa Timur U-15 dan Evan berhasil lolos di kedua klub tersebut.
“Sayang
saya tidak lolos seleksi SAD. Kegagalan itu tidak membuat saya patah
semangat, saya terus berlatih hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk
mengikuti seleksi Porprov Jatim dan tim PON Jatim, alhamdulillah masuk.
Kemudian coach Indra Sjafri memanggil saya untuk mengikuti seleksi tim nasional U-17,” ujar Evan.
Dengan
talentanya itulah akhirnya Evan Dimas termasuk yang diplot untuk bisa
mengikuti program Deportivo SAD diUruguay di tahun 2011, Tetapi oleh
karena sesuatu hal Evan Dimas tak jadi berangkat mengikutinya,
dikarenakan masalah administrasi.
Tetapi
kegagalan mengikuti program tersebut justru membuahkan banyak sekali
kesempatan ditanah air, setelah PSSI dibawah Djohar Arifin mencanangkan
program usia dini berjenjang. Maka bertebaranlah kesempatan2 yang
semakin terbuka, karena PSSI terjun langsung dan memasukkannya dalam
agenda resmi PSSI.
PSSI
lebih memfokuskan program2 Usia dini dan mengisinya semua kesempatan
yang ada dengan memberikan fasilitas dan keleluasaan seluas luasnya
kepada masyarakat. PSSI menginginkan semua bakat dan talenta yang ada
dan tersembunyi dalam masyarakat tidak boleh terabaikan dan membiarkan
terbengkelai. Oleh
karena itu dengan segala daya upaya dan keterbatasannya PSSI berusaha
menghilangkan segala macam hambatan yang bersifat administratif maupun
biaya serta konsekwensi2 lainnya, bagi pemain2 berbakat.
Dimulai
dengan program Turnamen U17 Invitasi di Hongkong bulan february 2012,
maka di susunlah TimNas yang seluruhnya diprakarsai oleh PSSI dengan
mencari pemain2 berbakat diseluruh Indonesia dengan sistem rekruitmen
terbuka, maka terjaringlah Evan Dimas dalam penyusunan TimNas U17, yang
merupakan TimNas resmi PSSI.
Didalam
skuad TimNas U17 PSSI tersebut, Evan Dimas mulai menunjukkan kemampuan
dan talentanya, sehingga bisa membawa teman2nya dalam kebersamaan dan
permainan yang menggairahkan. Oleh karena itulah Evan Dimas menyandang
band Kapten di lengannya.
Dengan
posisi sebagai pemain lapangan tengah, maka Evan Dimas benar2 menguasai
pertandingan dan merupakan dirigen TimNas U17. Dan Seperti yang telah
diketahui masyarakat, bahwa TimNas U17, telah sukses menjadi Juara
Invitasi turnamen U17 di Hongkong tersebut dengan membawa trophy.
PSSI
mulai melihat cerahnya masa depan TimNas Indonesia dengan keberhasilan
TimNas U17 di Hongkong itu, oleh karena itulah, TimNas U17 ini kemudian
di pertahankan dan di kembangkan menjadi TimNas yang disiapkan sebagai
TimNas yang akan maju di Pertandingan Resmi masa depan, hingga bisa ikut
dalam Piala Dunia U20 tahun 2014/2015.
Dan
Evan Dimas menempati posisi strategis yaitu menjadi Kapten TimNas U17,
dan merupakan kesayangan teman2nya sebagai satu Tim, dan telah mampu
memmipin semua pemain dalam bekerja dan bermain. untuk memenangkan
pertandingan.
Evan
Dimas juga masuk dalam kontes pencarian bakat pemain sepakbola Nike
academy, yang akan mengisi Tim Nike Academy. Tetapi harus menjalani
prosedur tes dan seleksi yang sangat ketat.
Di
Indonesia sendiri diikut oleh tidak kurang 800 pemain berbakat dari
seluruh tanah air, dan terjaring hanya lima orang. Dari 5 orang ini
kemudian di kumpulkan bersama dengan 15 pemain berbakat lainnya dari
Negara2 Asean. Setelah mengalami beberapa tes dan saringan yang sangat
ketat, maka terpilihlah hanya 4 orang dari ASEAN , satu dari malaysia,
satu dari singapura dan satu dari Thailand, Evan Dimas terpilih dan
otomatis menjadi wakil Indonesia.
Kini
waktu cepat berlalu, seiring dengan perubahan yang terjadi di dalam
tubuh PSSI yang sangat menghawatirkan dengan begitu saja merubah
keseluruhan program yang telah dicanangkan, hamper semua program
terhenti dan tak jelas keberadaannya.
Untung
TimNas U19 masih di percayakan kepada Pelatih Indra Syafri dengan skuad
yang selama ini ada didalam asuhannya, tentu cukup memberikan ruang
gerak sedemikian sehingga Tim yang ada tidak banyak berubah sesuai
dengan proyeksi yang sudah digariskan sejak 2 tahun yang lalu.
Menuju
Piala Dunia U20 merupakan sasaran utama tim U19 ini yang digadang
gadang menjadi TimNas utama dan memberikan harapan yang besar bagi
kemajuan TimNas dimasa datang.
Piala
AFF U19 hanyalah tanjakan yang harus di lewati sebagai ajang resmi
pertama yang membentuk mereka menjadi satu tim yang kuat dan kompak.
Sempat
menghawatirkan ketika sudah dekat dengan perhelatan AFF U19 BTN
memasukkan 11 orang Tim SAD untuk dimasukkan kedalam skuad TimNas U19
yang selama ini sudah solid dan menjalani latihan bersama yang panjang.
Sempat
merisaukan, namun akhirnya disepakati hanya bisa diterima sesuai dengan
syarat umum yang berlaku bagi seluruh pemain. Alhamdulillah ternyata
kita mendapatkan Tim yang lebih lengkap lagi dengan hadirnya 4 orang
anak anak muda SAD yang mampu lolos dan mengisi kekosongan yang ada di
Skuad U19 selama ini.
Kekuatan
yang disusun oleh pemain dan Tim yang kompak yang didasarkan atas
penilaian obyektip dan berlaku untuk semua, merupakan kekuatan yang riil
dan tidak semu. Benar2 diperoleh suatu tim skuad yang baik.
Pelatih
Indra Syafri hanya perlu memberikan atmosfer baru bagi pemain yang baru
masuk kedalam skuad, untuk bisa menyesuaikan diri dan meningkatkan
segera kemampuannya terutama ketahanan fisik dan mental yang selama ini
tidak pernah teruji.
Teruslah
berkibar dengan Tim yang sudah baik dan jaga semua itu sesuai dengan
kaidah2 obyektip dan hindarkan dari penilaian2 subyektip yang tak akan
menghasilkan kebaikan apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar