Pages

Jumat, 20 September 2013

Evan Dimas dulu Ditolak SAD, Kini Malah Bersinar

1379479648622346942
Tidak semulus yang dibayangkan, ketika melihat bintang yang sudah muncul dan bersinar, untuk menggapainya perlu perjuangan dan pengorbanan, apalagi dengan kondisi kehidupan yang pas pasan cenderung ada dibawah garis layak kehidupan.
ItulaH yang kini diliHat pada diri Evan dimas, yang dengan segala cara dan upaya serta dukungan penuh Ibu dan Bapaknya, yang hanya pegawai rendahan harus mengabaikan kehidupan glamour dan kesenangan anak anak, untuk terus menekuni dan mengasah kepandaian sepakbolanya.
Seorang Pemuda dari Surabaya asli, yang kini menjadi perhatian seluruh masyarakat sepakbola di tanah air, dengan penampilannya yang impressif, menepis keraguan tentang kebintangannya yang sudah lama terdengar.
Dengan torehan hattrick dalam ajang resmi Piala AFF U19, jelas merupakan bukti kongkrit yang tak terbantahkan,
Nama Lengkap : Evan Dimas
Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 13 Maret 1995
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Gelandang
Bermain di Klub : Timnas U-19
Evan Dimas yang lahir 13 Maret 1995 adalah pemain remaja yang bertalenta sebagai playmaker. Bergabung SSB Mitra Surabaya sejak 2007, ketika usianya masih 12 tahun. Daya jelajahnya tinggi, ke mana bola lari hampir selalu dia ada di sana. Kaki kiri dan kanannya hidup.
Putra sulung pasangan keluarga Condro Darmono (Satpam Citraland) dan Ana ini mengidolakan Xavi Hernandez, playmaker Barcelona. “Barcelona adalah klub luar negeri favorit saya.  Persebaya adalah klub dalam negeri kebanggaan saya,” kata Evan Dimas
Evan Dimas, Arek kampung Ngemplak RT 3 RW 5, Dia adalah pemain pertama gemblengan Mitra Surabaya yang terpilih masuk tim nasional. Roy Kasianto, gurunya di SMA Shafta Lontar Citra yang juga pelatih SSB Mitra Surabaya, mendukung total Evan Dimas diperjalanan kariernya.
SMA Shafta memang mengakomodasi para siswa yang memiliki talenta olahraga istimewa. Khususnya sepak bola. “Selain Evan Dimas, kami juga punya siswa lain yang punya bakat bagus di sepak bola. Antara lain Erik Dwi, Erik Faisal, Egi Andi,” kata Roy Kasianto.*
Evan Dimas merupakan pemain SSB Mitra Surabaya dimana Evan Dimas mulai berkarier sepakbola, remaja kelahiran Surabaya ini merupakan aset utama surabaya untuk sepakbola. Sejak anak anak sudah aktip dalam pembinaan usia muda belajar dan berlatih sepakbola di SSB Mitra surabaya. Di sela sela sekolahnya evan rajin mengikuti program2 SSB Mitra Surabaya.
Dari SSB Mitra Surabaya inilah talenta Evan mulai terlihat oleh pelatihnya sendiri. di setiap even sepakbola, Evan tidak pernah absen mengikutinya. termasuk dalam ajang pemilihan2 pemain sepakbola usia muda, termasuk ajang pemilihan pemain sepakbola berbakat yang di sebut  program deportivo SAD.
Karier Evan bersama Mitra Surabaya kemudian meroket hingga akhirnya berhasil mendapat kesempatan mengikuti seleksi bersama Persebaya U-15 dan Medco Jawa Timur U-15 dan Evan berhasil lolos di kedua klub tersebut.
“Sayang saya tidak lolos seleksi SAD. Kegagalan itu tidak membuat saya patah semangat, saya terus berlatih hingga akhirnya mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi Porprov Jatim dan tim PON Jatim, alhamdulillah masuk. Kemudian coach Indra Sjafri memanggil saya untuk mengikuti seleksi tim nasional U-17,” ujar Evan.
Dengan talentanya itulah akhirnya Evan Dimas termasuk yang diplot untuk bisa mengikuti program Deportivo SAD diUruguay di tahun 2011, Tetapi oleh karena sesuatu hal Evan Dimas tak jadi berangkat mengikutinya, dikarenakan masalah administrasi.
Tetapi kegagalan mengikuti program tersebut justru membuahkan banyak sekali kesempatan ditanah air, setelah PSSI dibawah Djohar Arifin mencanangkan program usia dini berjenjang. Maka bertebaranlah kesempatan2 yang semakin terbuka, karena PSSI terjun langsung dan memasukkannya dalam agenda resmi PSSI.
PSSI lebih memfokuskan program2 Usia dini dan mengisinya semua kesempatan yang ada dengan memberikan fasilitas dan keleluasaan seluas luasnya kepada masyarakat. PSSI menginginkan semua bakat dan talenta yang ada dan tersembunyi dalam masyarakat tidak boleh terabaikan dan membiarkan terbengkelai. Oleh karena itu dengan segala daya upaya dan keterbatasannya PSSI berusaha menghilangkan segala macam hambatan yang bersifat administratif maupun biaya serta konsekwensi2 lainnya, bagi pemain2 berbakat.
Dimulai dengan program Turnamen U17 Invitasi di Hongkong bulan february 2012, maka di susunlah TimNas yang seluruhnya diprakarsai oleh PSSI dengan mencari pemain2 berbakat diseluruh Indonesia dengan sistem rekruitmen terbuka, maka terjaringlah Evan Dimas dalam penyusunan TimNas U17, yang merupakan TimNas resmi PSSI.
Didalam skuad TimNas U17 PSSI tersebut, Evan Dimas mulai menunjukkan kemampuan dan talentanya, sehingga bisa membawa teman2nya dalam kebersamaan dan permainan yang menggairahkan. Oleh karena itulah Evan Dimas menyandang band Kapten di lengannya.
Dengan posisi sebagai pemain lapangan tengah, maka Evan Dimas benar2 menguasai pertandingan dan merupakan dirigen TimNas U17. Dan Seperti yang telah diketahui masyarakat, bahwa TimNas U17, telah sukses menjadi Juara Invitasi turnamen U17 di Hongkong tersebut dengan membawa trophy.
PSSI mulai melihat cerahnya masa depan TimNas Indonesia dengan keberhasilan TimNas U17 di Hongkong itu, oleh karena itulah, TimNas U17 ini kemudian di pertahankan dan di kembangkan menjadi TimNas yang disiapkan sebagai TimNas yang akan maju di Pertandingan Resmi masa depan, hingga bisa ikut dalam Piala Dunia U20 tahun 2014/2015.
Dan Evan Dimas menempati posisi strategis yaitu menjadi Kapten TimNas U17, dan merupakan kesayangan teman2nya sebagai satu Tim, dan telah mampu memmipin semua pemain dalam bekerja dan bermain. untuk memenangkan pertandingan.
Evan Dimas juga masuk dalam kontes pencarian bakat pemain sepakbola Nike academy, yang akan mengisi Tim Nike Academy. Tetapi harus menjalani prosedur tes dan seleksi yang sangat ketat.
Di Indonesia sendiri diikut oleh tidak kurang 800 pemain berbakat dari seluruh tanah air, dan terjaring hanya lima orang. Dari 5 orang ini kemudian di kumpulkan bersama dengan 15 pemain berbakat lainnya dari Negara2 Asean. Setelah mengalami beberapa tes dan saringan yang sangat ketat, maka terpilihlah hanya 4 orang dari ASEAN , satu dari malaysia, satu dari singapura dan satu dari Thailand, Evan Dimas terpilih dan otomatis menjadi wakil Indonesia.
Kini waktu cepat berlalu, seiring dengan perubahan yang terjadi di dalam tubuh PSSI yang sangat menghawatirkan dengan begitu saja merubah keseluruhan program yang telah dicanangkan, hamper semua program terhenti dan tak jelas keberadaannya.
Untung TimNas U19 masih di percayakan kepada Pelatih Indra Syafri dengan skuad yang selama ini ada didalam asuhannya, tentu cukup memberikan ruang gerak sedemikian sehingga Tim yang ada tidak banyak berubah sesuai dengan proyeksi yang sudah digariskan sejak 2 tahun yang lalu.
Menuju Piala Dunia U20 merupakan sasaran utama tim U19 ini yang digadang gadang menjadi TimNas utama dan memberikan harapan yang besar bagi kemajuan TimNas dimasa datang.
Piala AFF U19 hanyalah tanjakan yang harus di lewati sebagai ajang resmi pertama yang membentuk mereka menjadi satu tim yang kuat dan kompak.
Sempat menghawatirkan ketika sudah dekat dengan perhelatan AFF U19 BTN memasukkan 11 orang Tim SAD untuk dimasukkan kedalam skuad TimNas U19 yang selama ini sudah solid dan menjalani latihan bersama yang panjang.
Sempat merisaukan, namun akhirnya disepakati hanya bisa diterima sesuai dengan syarat umum yang berlaku bagi seluruh pemain. Alhamdulillah ternyata kita mendapatkan Tim yang lebih lengkap lagi dengan hadirnya 4 orang anak anak muda SAD yang mampu lolos dan mengisi kekosongan yang ada di Skuad U19 selama ini.
Kekuatan yang disusun oleh pemain dan Tim yang kompak yang didasarkan atas penilaian obyektip dan berlaku untuk semua, merupakan kekuatan yang riil dan tidak semu. Benar2 diperoleh suatu tim skuad yang baik.
Pelatih Indra Syafri hanya perlu memberikan atmosfer baru bagi pemain yang baru masuk kedalam skuad, untuk bisa menyesuaikan diri dan meningkatkan segera kemampuannya terutama ketahanan fisik dan mental yang selama ini tidak pernah teruji.
Teruslah berkibar dengan Tim yang sudah baik dan jaga semua itu sesuai dengan kaidah2 obyektip dan hindarkan dari penilaian2 subyektip yang tak akan menghasilkan kebaikan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About