Pages

Minggu, 22 September 2013

Banyak Uang dan Ambisi Tidak Menjamin Banyak Suporter

Revolusi gila-gilaan Monaco hanya sebatas struktur tim

Pada bursa transfer musim panas 2013-2014, AS Monaco membuat beberapa kejutan dengan mendatangkan Radamel Falcao, Joao Moutinho dan James Rodriguez. Ketiga nama tersebut pun didatangkan dengan banderol yang tidak murah dan sampai memecahkan rekor transfer klub. Sayang, ternyata kehadiran ketiga pemain tersebut belum bisa memenuhi isi Stade Louis II. Bagi sebuah klub kaya di Ligue 1, keramaian stadion Monaco masih kalah dengan klub League One Inggris.

11 i-2

Sebagai sebuah klub tradisional Perancis yang menghasilkan bintang-bintang seperti Thierry Henry dan Emanuel Petit, Les Rouges lebih banyak bersaing di papan tengah setelah berhasil menembus final Liga Champions 2004 meski kalah oleh FC Porto. Sejak saat itu, Monaco terus mengalami penurunan hingga akhirnya terdegradasi dan bermain di Ligue 2 pada musim 2012-2013.

Kehadiran miliuner asal Rusia, Dmitry Rybolovlev seakan menjadi cahaya harapan bagi klub yang sebelumnya dimiliki oleh kerajaan Monaco ini. Setelah berhasil mengakuisisi klub, langkah pertama yang dilakukan Rybololev adalah mendatangkan pelatih berpengalaman asal Italia, Claudio Ranieri. Bersama Ranieri, Les Rouges hanya perlu semusim berada di Ligue 2 dan akhirnya kembali ke kasta tertinggi sepakbola Perancis.

11 i

Sayang, kembalinya Monaco ke Ligue 1 dan jumlah uang yang dihamburkan untuk mendapat pemain kurang diapresiasi oleh fans karena stadion kerap tidak terisi penuh. Menanggapi hal ini, Ranieri menyatakan kalau timnya hanya berfokus pada pertandingan, bukan keadaan stadion. “Banyak hal berubah di sini. Fans Monaco sangat sedikit karena ini merupakan kota yang kecil,” tutur Ranieri dilansir dari Guardian. “Karena hal inilah kami memilih pemain dengan mental yang tepat. Mereka adalah pemain yang profesional.”

Dan menurut mantan pelatih Chelsea ini, Rybolovlev juga memiliki rencana panjang pada klub, termasuk mendatangkan pemain muda untuk menggantikan bintang-bintang yang sudah berumur. “Tentu, uang membantumu menang karena dengan uang kamu bisa membeli pemain bagus. Tapi uang bukanlah segalanya.”

11 i-4

Sedangkan menurut direktur eksekutif Monaco, Konstantin Zyryanov, adalah hal yang sangat berat menyeimbangkan pengeluaran besar untuk pemain dengan pemasukan dari tiket pertandingan yang hanya sedikit. “Kami bekerja keras untuk membuat orang lebih banyak datang ke stadion. Kami sudah menghasilkan uang lebih banyak dari tahun lalu. Namun masih banyak yang harus kami lakukan.”

“Pemilik baru telah menunjukkan ambisinya di sini,” tambah direktur keuangan Monaco, Bruce Brundant. “Akan sulit mendapatkan keuntungan dengan lingkungan seperti ini, namun kami selalu berusaha untuk melakukan apapun yang dibutuhkan di sini. Ini merupakan revolusi paling seksi di sejarah sepakbola.”


View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About