Revolusi Roma Perlahan Berbuah Hasil
Serigala ibukota kembali menemukan taringnya
AS Roma perlahan kembali membangun kekuatannya kembali. Setelah
beberapa musim lalu berjuang di papan tengah, musim ini Giallorossi
kembali sebagai salah satu kekuatan besar di Italia. Duduk di peringkat 1
klasemen sementara Serie A, tim asuhan Rudi Garcia menjadi salah satu
kandidat peraih scudetto.

Musim lalu, Roma terlihat sangat berjuang untuk sekedar berada di papan tengah, baik dibawah Zdenek Zeman maupun Aurelio Andreazzoli. Perpecahan dalam internal tim membuat musim lalu menjadi salah satu yang terberat bagi Roma. Di bawah kepemilikan pengusaha asal Amerika, tim maupun pendukung Roma seperti diberi janji palsu. Ketika Thomas DiBenedetto maupun James Pallotta berkuasa, perubahan yang dijanjikan pun tidak kunjung terjadi.
Penunjukkan Rudi Garcia di awal musim pun mengundang banyak reaksi negatif. Setelah gagal mendapatkan Massimilliano Allegri, Garcia dianggap oleh banyak orang sebagai langkah darurat. Minim pengalaman melatih di luar Prancis, Garcia memang dirasa belum cocok apabila harus menangani apalagi mengembalikan kejayaan tim dengan sejarah panjang seperti AS Roma.

Mengandalan formasi 4-3-3 yang ia gunakan kala membuat Lille menjadi kampiun Ligue 1, Garcia menjanjikan banyak hal positif tanpa efek samping. Bersama dengan Walter Sabatini, Garcia langsung memeprkuat lini per lini Roma agar lebih siap untuk menjalani musim.
Setelah kehilangan bakat muda Marquinhos yang hengkang ke Paris Saint-Germain, Giallorossi menemukan pengganti sepadannya pada diri Mehdi Benatia. Musim lalu Roma memang mengalami masala pada pertahanan yang inkonsisten, dan kedatangan Benatia sejauh ini mampu membuat pertahanan Roma lebih kuat. Douglas Maicon juga berhasil didatangkan ke ibukota. Meski tidak lagi muda, keberadaan Maicon diprediksi mampu membantu Roma dalam hal pengalaman bermain. Sementara itu Tin Jedaj dan Alessio Romagnoli dipersiapan Garcia sebagai rencana jangka panjang.
Namun
di lini tengahlah kekuatan Roma sesungguhnya yang mengalami perubahan
besar. Kedatangan Kevin Strootman menandakan ambisi besar yang diusung
Garcia. Duet Strootman dan Daniele De Rossi, yang tidak jadi hengkang,
menjadikan lini tengah serigala ibukota salah satu yang terkuat di
Italia. “Aku sangat kagum dengan Miralem Pjanic ketika ia mulai
mengendalikan lini tengah, dan keberadaan De Rossi membuatnya lebih
sempurna,” tutur Strootman sehabis pertadingan pramusim melawan MLS
All-Star. Selain itupun Roma masih memiliki sosok Michael Bradley yang
siap melengkapi trio gelandang di formasi ala Garcia.
Setelah kehilangan Pablo Osvaldo yang hengkang ke Premier League, keberadaan Francesco Totti semakin vital di lini serang. Kedatangan Gervinho yang sempat mengundang protes pun kini terbukti manjur. Pemain asal Pantai Gading ini mulai membayar kepercayaan yang diberi Garcia dan Roma dengan menunjukkan performa yang apik. Sembari menunnggu sembuhnya Mattia Destro dari cedera, lini depan Roma sampai saat ini bisa dibiliang siap untuk meneror pertahanan lawan.
Satu hal yang menjadi kelebihan Roma dibanding tim-tim seperti Juventus atau Fiorentina dalam perebutan scudetto musim ini adalah mereka tidak berpartisipasi di Eropa. Hal ini berarti Roma bisa lebih berfokus ke kompetisi domestik dan Garcia pun tidak terlalu pusing dalam hal rotasi pemain.
Revolusi Roma telah dimulai. Semua klub Serie A telah mendapatkan peringatanya. Dengan kedatangan beberapa pemain yang berhasil mengangkat performa tim, serigala ibukota siap menerkam siapapun yang menghalangi jalannya menuju kejayaan.
Musim lalu, Roma terlihat sangat berjuang untuk sekedar berada di papan tengah, baik dibawah Zdenek Zeman maupun Aurelio Andreazzoli. Perpecahan dalam internal tim membuat musim lalu menjadi salah satu yang terberat bagi Roma. Di bawah kepemilikan pengusaha asal Amerika, tim maupun pendukung Roma seperti diberi janji palsu. Ketika Thomas DiBenedetto maupun James Pallotta berkuasa, perubahan yang dijanjikan pun tidak kunjung terjadi.
Penunjukkan Rudi Garcia di awal musim pun mengundang banyak reaksi negatif. Setelah gagal mendapatkan Massimilliano Allegri, Garcia dianggap oleh banyak orang sebagai langkah darurat. Minim pengalaman melatih di luar Prancis, Garcia memang dirasa belum cocok apabila harus menangani apalagi mengembalikan kejayaan tim dengan sejarah panjang seperti AS Roma.
Mengandalan formasi 4-3-3 yang ia gunakan kala membuat Lille menjadi kampiun Ligue 1, Garcia menjanjikan banyak hal positif tanpa efek samping. Bersama dengan Walter Sabatini, Garcia langsung memeprkuat lini per lini Roma agar lebih siap untuk menjalani musim.
Setelah kehilangan bakat muda Marquinhos yang hengkang ke Paris Saint-Germain, Giallorossi menemukan pengganti sepadannya pada diri Mehdi Benatia. Musim lalu Roma memang mengalami masala pada pertahanan yang inkonsisten, dan kedatangan Benatia sejauh ini mampu membuat pertahanan Roma lebih kuat. Douglas Maicon juga berhasil didatangkan ke ibukota. Meski tidak lagi muda, keberadaan Maicon diprediksi mampu membantu Roma dalam hal pengalaman bermain. Sementara itu Tin Jedaj dan Alessio Romagnoli dipersiapan Garcia sebagai rencana jangka panjang.
Setelah kehilangan Pablo Osvaldo yang hengkang ke Premier League, keberadaan Francesco Totti semakin vital di lini serang. Kedatangan Gervinho yang sempat mengundang protes pun kini terbukti manjur. Pemain asal Pantai Gading ini mulai membayar kepercayaan yang diberi Garcia dan Roma dengan menunjukkan performa yang apik. Sembari menunnggu sembuhnya Mattia Destro dari cedera, lini depan Roma sampai saat ini bisa dibiliang siap untuk meneror pertahanan lawan.
Satu hal yang menjadi kelebihan Roma dibanding tim-tim seperti Juventus atau Fiorentina dalam perebutan scudetto musim ini adalah mereka tidak berpartisipasi di Eropa. Hal ini berarti Roma bisa lebih berfokus ke kompetisi domestik dan Garcia pun tidak terlalu pusing dalam hal rotasi pemain.
Revolusi Roma telah dimulai. Semua klub Serie A telah mendapatkan peringatanya. Dengan kedatangan beberapa pemain yang berhasil mengangkat performa tim, serigala ibukota siap menerkam siapapun yang menghalangi jalannya menuju kejayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar